Selasa, 12 Juli 2011

Bom LEDAKKAN PESANTREN.[ NTB ]


Polri untuk sementara menyimpulkan bahwa bom yang meledak di Pondok Pesantren (Ponpes) Khilafatul Umar Bin khotob, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu sebenarnya untuk menyerang Polri. 

"Masih didalami, diduga ini bom rakitan, untuk menyerang polisi," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7).

Selain itu, Anton belum bisa memastikan bahwa ponpes ini terkait dengan jaringan teroris, karena kasus ini masih dalam penyelidikan Polri di lapangan. "Kita belum tahu," katanya.

Anton juga menjelaskan, awalnya para santri pondok pesantren tidak mengijinkan polisi masuk ke lokasi ledakan untuk melakukan penyelidikan. Para santri menghadang dengan senjata tajam. Namun setelah dilakukan negosiasi, akhirnya dipersilahkan masuk. "Kita tidak mau jatuh korban, bisa saja kita maju dari awal. Kita sudah menurunkan Dalmas, Brimob dan dibantu TNI," tuturnya.
Ledakan di Pondok Pesantren Khilafatul Umar Bin khotob, di Desa Sanolo, Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat, terjadi Senin (11/7) sekitar pukul 15.30 WIB. Pondok pesantren tersebut merupakan almamater Umar Saban, pelaku penikaman di Markas Kepolisian Sektor Bolo yang menewaskan seorang polisi.

Pascaledakan, seorang ustadz bernama Firdaus dilaporkan meninggal dunia, Selasa (12/7). Namun penyebabnya pasti kematian ustadz itu belum diketahui

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Mengenai Saya

Blogroll

Hukum dan Keadilan

Hukum dan Keadilan
Hukum Rimba tetap Berlaku

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More