This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 02 Agustus 2011

Indonesia vs Iran (yakin??)

Iran (saat ini ranking 54 FIFA dan ranking 4 Asia) merupakan lawan terberat Indonesia (rangking 136 FIFA) di Group E Pra Piala Dunia 2012 zina Asia. Laga melawan Iran akan digelar 2 September 2011 (away) dan 29 Februari 2012.


Skuad Iran kini dihuni sejumlah pemain yang berlaga di kompetisi elit Eropa. Sebut saja Javad Nekounam dan Masoud Shojaei yang bermain di Osasuna (Liga Spanyol), serta Ashkan Dejagah (VfL Wolfsburg Jerman).

Kabar baiknya, Iran kini tak sekuat era 1980-1990an. Saat itu, mereka terbilang raksasa Asia. Kala itu, ada nama Ali Daei yang pernah berkostum Bayern Munchen. Daei kini tercatat sebagai pemegang caps terbanyak sekaligus top scorer Iran sepanjang masa (149 caps, 109 gol).

Rekor Iran sejak dibesut Carlos Queiroz (mantan asisten Sir Alex Ferguson di MU) juga tak bagus-bagus amat. Mereka hanya menang tipis 1-0 atas Madagaskar, dan mengalahkan tim lemah Maladewa 4-0 (home) dan 1-0 (away).

Head to head:
Indonesia sudah 5 kali bertemu Iran, tiga di pertandingan resmi dan dua persahabatan. Dari 5 kali pertemuan itu, Indonesia belum pernah menang (1 seri, sisanya kalah). Namun, kekalahan dari Iran selalu dengan skor tipis, kecuali pada laga persahabatan 2009 (kalah 0-5).

1966: Asian Games: Indonesia 0:1 Iran
1970: Asian Games: Indonesia 2:2 Iran
1984: Pra Piala Asia: Indonesia 0:1 Iran
2009: Friendly Match: Indonesia U23 0:5 Iran
2009: Friendly Match: Indonesia U23 1:2

 Indonesia berada satu group dengan Iran, Qatar, dan Bahrain di putaran III babak kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia. Di atas kertas, secara peringkat, Indonesia berada jauh di bawah tiga pesaingnya di grup E tersebut. 

Iran saat ini menghuni peringkat ke-54 FIFA (ke-4 Asia), Qatar peringkat ke-90 FIFA (ke-7 Asia), dan Bahrain ke-100 FIFA (ke-11 Asia). Indonesia saat ini tercecer di posisi ke-137 peringkat FIFA.

Bagaimana peluang Indonesia? Bola itu bundar, yim Merah Putih tetap punya kans untuk masuk dua besar grup E yang berhak lolos ke fase berikutnya.

Di antara tiga tim pesaing itu, tentu saja Iran yang terberat. Skuad Negeri Para Mullah tersebut memiliki diisi sejumlah pemain yang berlaga di kompetisi Eropa. Misalnya, Javad Nekounam dan Masoud Shojaei yang membela klub Spanyol Osasuna. Iran saat ini dibesut oleh pelatih dengan jam terbang tinggi, Carlos Queiroz. Dia adalah mantan pelatih timnas Portugal, Real Madrid, dan asisten pelatih Manchester United.

Di antara empat tim di grup E, Iran adalah satu-satunya yang pernah berpartisipasi di putaran final Piala Dunia. Bahkan, Team Melli "julukan timnas Iran" sudah tiga kali mencicipinya, yaitu edisi 1978, 1998, dan 2006. Di Asia, prestasi Iran menjulang. Mereka tercatat tiga kali menjadi jawara Piala Asia (1968, 1972, dan 1976).

Indonesia pernah tiga kali bertemu dengan Iran. Hasilnya" Indonesia dua kali kalah dan sekali seri (head-to-head lengkap lihat grafis). Jadi, melihat kekuatan Iran itu, peluang realistis Indonesia adalah adalah bersaing dengan Qatar dan Bahrain menjadi runner-up.

Indonesia masih berpeluang untuk mengimbangi dua tim itu. Menghadapi Qatar, misalnya. Indonesia pernah empat kali bertemu dengan Qatar. Memang tuan rumah Piala Dunia 2022 itu masih unggul dengan menang dua kali, sedangkan Indonesia unggul sekali. Tetapi, kemenangan Indonesia itu diraih pada pertemuan terakhir, yaitu di penyisihan grup A Piala Asia 2004 pada 18 Juli 2004. Kala itu skuad Merah Putih berhasil menang 2-1.

Faktor akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 tentu akan membakar motivasi Qatar. Sebab, selama ini prestasi mereka termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara sekawasan.

Qatar belum pernah berpartisipasi di Piala Dunia. Prestasi terbaiknya di Piala Asia hanya lolos babak perempat final ketika menjadi tuan rumah Piala Asia 2011 pada Januari lalu.

Dalam enam partisipasi Piala Asia sebelumnya, Qatar belum pernah lolos dari babak pertama. Saat ini Qatar yang banyak dihuni pemain comotan dari negara lain diarsiteki Milovan Rajevac yang sukses membawa Ghana melaju ke perempat final Piala Dunia 2010.

Bagaimana dengan Bahrain? Indonesia juga punya sejarah bagus saat menghadapi negeri yang hingga kini masih digoyang demonstrasi jalanan prodemokrasi tersebut. Dalam lima kali pertemuan, tim Merah Putih dua kali menang, dua kali seri, dan cuma sekali kalah. Selain itu, di pertemuan terakhir pada Piala Asia 2007 di Jakarta, Pasukan Garuda menang 2-1.

Ketika ditemui wartawan di Hotel Sultan kemarin siang, pelatih timnas Indonesia Wim Rijsbergen setuju dengan pendapat bahwa Iran adalah pesaing terberat. Firman Utina dkk akan menghadapi Iran di laga pertama grup E pada 2 September mendatang. "Akan sulit menghadapi Iran dalam partai away pada pertandingan pertama," kata Wim seperti dikutip jpnn.com.

"Peluangnya agak berat. Apalagi, Iran berada di peringkat ke-54 dunia. Kami akan mempelajari permainan mereka," lanjut pelatih asal Belanda tersebut. Meski perjuangan bakal berat, beberapa pilar timnas menyatakan optimistis bahwa Indonesia bisa membuat kejutan lolos ke babak berikutnya.

"Kita memang berada di grup yang cukup berat. Tetapi, dalam sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin. Yang penting, kita selalu bekerja keras dalam setiap pertandingan," tegasnya.

Hal senada dikatakan oleh gelandang Ahmad Bustomi. Namun, gelandang Arema Indonesia itu menambahkan, salah satu yang harus diantipasi timnas Merah Putih adalah postur para pemain Timur Tengah yang rata-rata tinggi. "Kita tidak boleh berkecil hati. Jika ada kemauan pasti, kita bisa meraih kemenangan," ujarnya mantap

Mampukah Indonesia merebut kemenangan????
Seri aja deh dikandang....^_^
Tapi indonesia akan mengeluarkan pemain inti :

Followers

Mengenai Saya

Blogroll

Hukum dan Keadilan

Hukum dan Keadilan
Hukum Rimba tetap Berlaku

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More